Jumat, 11 Desember 2009

MENOPOUSE

2.1. Pengertian menopouse

Menopause berasal dari bahasa Yunani yang berarti berhentinya haid. Terjadi pada usia sekitar 50 tahun. Pada masa inilah terjadilah perdarahan rahim yang terakhir yang masih dikendalikan oleh hormon ovarium. Pramenopause adalah masa sebelum terjadinya menopause, biasanya sekitar 4 sampai 5 tahun sebelumnya. Pada saat ini biasanya telah didapatkan pola haid yang tidak teratur dan keluhan klimakterik yang lain.Pasca-menopause adalah masa 3 sampai 5 tahun setelah terjadinya menopause.Ooforepause adalah saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya. Sebenarnya ada 2 macam menopause yaitu menopause yang fisiologis dan menopause buatan.

Berdasarkan analisis hormonal maka menopause dapat dibagi dalam beberapa fase:

1.Fase hipolutein sampai alutein
Pertama-tama terjadi gangguan pembentukan korpus luteum yang berarti gangguan produksi progesterone dan akibatnya terjadi keadaan dominasi estrogen. Karena itu terjadi gangguan siklus haid yang menjurus terjadinya perdarahan uterus disfungsional. Karena tidak terjadi ovulasi maka hormone folikel akan terus dibentuk, maka terdapat keadaan hiperfolikulin yang berlangsung berbuln-bulan dengan gejala-gejala retensi air, gangguan kestabilan emosi, dismenoragia dengn hyperplasia glandularis kistika.

2. Fase hipofolikulin
Selanjutnya karena berkurangnya folikel yang responsive terhadap rangsang gonadotropin maka hormone folikelpun makin lama makin berkurang, walaupun terdapat sumber estrogen lain. Hal ini akan menyebabkan involusi alat-alat genetalia dan atrofi vagina. Pengaruh estrogen terhadap genetalia dapat dikenali dengan melakukan sediaan usap vagina.


3.Fase poligonadotorpin
Karena tidak adanya hormone steroid ovarium maka hipofise anterior mengeluarkan hormonnya tanpa hambatan. Hal ini akan menyebabkan hiperfungsi beberapa kelenjar yang tergantung dari hipofise.
Pembentukan berlebihan dari unsur tireotropin akan mengakibatkan gangguan kelenjar tiroid dan Basedow klimakterik, penurunan fungsi tiroid akan diikuti dengan miksedema klimakterik. Meningkatnya hormon kortikotropin dan gonadotropin akan menyebabkan kelenjar adrenal seolah-olah merupakan gonad ketiga.

Hal ini akan mengakibatkan meningginya hormon pria dan pada saat yang sama menurunnya estrogen dari ovarium. Secara klinis hal ini akan tampak sebagai proses maskulinisasi, rambut melebat, suara berat dan dalam dll. Akibat meningkatnya adrenalin maka dapat pula dimengerti mengapa wanita klimakterik menjadi hipersensitif.



2.2. Tanda dan Gejala


Perubahan yang paling dirasakan oleh wanita dalam masa menopause adalah perubahan pola haidnya. Selain itu yang ditemukan juga adalah:
1. Gejala vasomotorik : berupa gejala primer defisiensi estrogen. Hal ini diikuti dengan ketidakseimbangan vasomotor sentral. Pada kelompok gejala ini termasuk gejolak panas/”hot flushes”, vertigo, keringat banyak dan parestesia.
2. Gejala konstitusionil : gejala sekunder akibat tidak langsung dari menurunnya kadar estrogen terhadap suatu keadaan. Misalnya mudah tersingung, sakit kepala dan migraine, keluhan kardiovaskuler, nteri otot dan panggul.
3. Gejala psikologis dan neurologis : Meliputi keadaan depresi, kelelahan badan, susah tidur dan rasa khawatir/”anxiety”.
4. Gejala-gejala lain : Termasuk didalamnya gangguan haid, keluhan vaginitis atrofikan seperti dispareuni, fluor albus, pruritus vulva, disuria dan gangguan libido.

Beberapa hal yang mempercepat menopause :
1. tuberkolosis dan penyakit kronis lain
2. pemakaian obat steroid
3. Obat penurun berat badan
4. olahraga yang terlalu berat



2.3 .Gizi yang Dibutuhkan oleh Wanita Menopause

Jenis zat-zat gizi yang harus diperhatikan adalah karbohidrat (dikonsumsi 55% lebih jenis yang karbohidrat kompleks), jumlah lemak yang dianjurkan berkisar 20-30%(hindari lemak hewani). Dianjurkan dalam mencegah osteoporosis agar dapat mengonsumsi kalsium disertai dengan vitamin D. Asupan kalsium sebesar 1.000- 1.200 mg dan 500 IU vitamin D per hari dapat meningkatkan efektifitas kalsium dan melindungi tulang terhadap osteoporosis.
Kesehatan perempuan di masa menopause dapat tetap dipelihara melalui pemanfaatan bahan alami yang memiliki kandungan sediaan serupa khasiat hormon estrogen. Salah satu bahan alami itu adalah tempe. Di samping tempe yaitu tahu, tauco, susu kedelai, kacang tunggak, bengkuang, tokbi hingga biji-bijian seperti gandum, wijen maupun mengandung unsur mineral dan vitamin bermanfaat bagi perawat kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar